Detail Berita
PENANDATANGANAN NOTA KESEPAKATAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN MASSAL BERBASIS JALAN/BUS RAPID TRANSIT KAWASAN PERKOTAAN MEDAN, BINJAI DAN DELI SERDANG

PENANDATANGANAN NOTA KESEPAKATAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN MASSAL BERBASIS JALAN/BUS RAPID TRANSIT KAWASAN PERKOTAAN MEDAN, BINJAI DAN DELI SERDANG

Kamis, 13 Januari 2022, 04:07:01 | Dibaca: 800


Kementrian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia akan mengembangkan Angkutan Massal Berbasis Jalan/Bus Rapit Transit (BRT) di Kota Medan. Langkah ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengurai kemacetan yang terjadi di ibukota Provinsi Sumatera Utara. Selain Kota Medan, pengembangan angkutan massal kawasan perkotaan juga di Kota Binjai dan
Deliserdang. Guna mendukung pelaksanaan
pengembangan angkutan massal tersebut,
Kemenhub akan mengucurkan anggaran sebesar
Rp.1,8 triliun.


Hal ini terungkap ketika Wali Kota Medan Bobby
Nasution melakukan Penandatanganan Nota
Kesepakatan Pengembangan Angkutan Massal
Berbasis Jalan/Bus Rapid Transit (BRT) di Kawasan Perkotaan Medan, Binjai dan Deli Serdang di Aulia Rumah Dinas Gubsu Jalan Sudirman, Rabu (12/01)


Selain Bobby Nasution, penandatanganan juga
dilakukan Direktur Jenderal Perhubungan Darat
(Dirjen Hubdat) Kementerian Perhubungan RI Budi Setiyadi, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Wali Kota Binjai Amir Hamzah dan Wail Bupati Deli Serdang M Ali Yusuf Siregar.
Usai penandatanganan nota kesepakatan tersebut, Bobby Nasution menyambut baik dan mengucapkan terima kasih atas terpilihnya Kota Medan dalam program Kemenhub yang bertujuan untuk mengatasi kemacetan tersebut. Apalagi pengembangan angkutan massal itu, jelas Bobby, akan diselaraskan dengan program Pemko Medan. "Pembangunan ini
dilakukan untuk mengatasi persoalan kemacetan yang ada di Kota Medan," papar Bobby.
Gun mendukung pengembangan angkutan massal tersebut, Bobby mengajak seluruh masyarakat Kota Medan agar beralih menggunakan transportasi massal yang disediakan pemerintah dari pada
menggunakan angkutan pribadi. Dijelaskan Bobby, penduduk Kota Medan kalau siang hari lebih banyak dari pada malam hari, karena banyak yang dari luar Kota Medan bekerja di Kota Medan.
"Kondisi itu tentunva berdampak dengan
bertambahnya pengguna jalan sehingga
menyebabkan terjadinya kemacetan. Jadi saya ingin mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan angkutan massal sebagai pilihan utama, sehingga kemacetan yang terjadi di Kota Medan dapat berkurang." harapnya.